Kamis, 08 Maret 2012
Pengenalan Karya Ilmiah
1.
Pendahuluan
Karya ilmiah adalah
karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta umum yang ditulis atau
dikerjakan sesuai dengan tata cara ilmiah dan mengikuti pedoman dan konvensi
ilmiah yang telah disepakati atau ditetapkan. Fakta umum yang dimaksudkan ialah
fakta yang dapat dibuktikan kebenarannya. Namun,
harus diingat bahwa tidak semua fakta umum bernilai ilmiah. Contoh fakta umum
yang bernilai ilmiah: “Jumlah sudut sebuah segi tiga itu 180 derajat”. Dengan
dasar pengetahuan, kita dapat membuat pernyataan bahwa jumlah sudut sebuah
segi tiga adalah sama dengan jumlah dua sudut siku-siku. Sebaliknya, contoh
fakta yang tidak bernilai ilmiah: ”Orang itu berteriak dengan sekuat tenaga”.
Adapun pedoman atau konvensi ilmiah memberikan petunjuk tentang cara menulis
karya ilmiah.
Pernyataan ilmiah itu memerlukan pemikiran
sebelumnya dan penerapan serta pengujian
sesudahnya. Dengan demikian, pernyataan ilmiah itu dapat dibuktikan
kebenarannya. Pemikiran sebelumnya mencakup semua alasan ilmiah berdasarkan fakta
atau data yang diperoleh secara ilmiah. Melalui proses penalaran dihasilkan
produk pemikiran yang berupa pernyataan-pernyataan atau usulan-usulan yang
dapat diperiksa benar tidaknya.
2.
Fakta dan Penilaian
Karangan sebenarnya berisi pernyataan-pernyataan
(statement). Dalam menyusun pernyataan harus dibedakan antara fakta dan
penilaian. Fakta adalah apa yang ada, yang dapat dilihat, disaksikan, atau
dirasakan. Suatu perbuatan yang dilakukan atau suatu peristiwa yang terjadi
adalah fakta. Fakta selalu benar dan menyatakan apa adanya tanpa memperhitungkan
pendapat orang tentangnya. Penilaian
menyatakan simpulan, pertimbangan, pendapat, atau keyakinan seseorang tentang
fakta itu. Dengan demikian, penilaian bersifat menghakimi, memvonis. Untuk
lebih jelasnya fakta dan penilaian ini dapat dilihat pada contoh berikut.
Seorang anak bercerita
kepada ibunya setelah selesai menonton Kontes Dangdut Indonesia 2 (KDI 2) bahwa
ia melihat penampilan 20 kontestan. Cerita ini merupakan fakta. Apabila anak
tersebut melanjutkan ceritanya bahwa kedua puluh peserta itu tampil dengan sangat
memukau, maka cerita tersebut termasuk penilaian.
3. Ciri-ciri
Karya Ilmiah
Syarat-syarat karangan ilmiah ialah:
a.
menyajikan fakta objektif secara sistematis;
b. penulisannya cermat, tepat dan benar,
serta lulus, tidak memuat terkaan;
c. sistematis, tiap langkah direncanakan
secara sistematis terkendali secara konseptual dan prosedural;
d. tidak mengejar keuntungan pribadi, yaitu
tidak berambisi agar pembaca tidak berpihak padanya; motivasi penulis hanya
untuk memberitahukan tentang sesuatu dan tidak ambisius;
e.
tidak memuat pandangan-pandangan tanpa pendukung,
kecuali dalam hipotesis kerja;
f.
menggunakan bahasa ilmiah;
g. karangan ilmiah tidak emotif, tidak
menonjolkan perasaan;
h.
tidak memancing pertanyaan-pertanyaan yang bernada
keraguan;
i.
tidak persuasif, karangan ilmiah itu benar untuk
mendorong pembaca mengubah pendapat, tidak melalui ajakan, tetapi membiarkan
fakta berbicara sendiri; dan
j.
tidak melebih-lebihkan sesuatu, dalam karangan ilmiah hanya disajikan
kebenaran fakta, memutarbalikkan fakta akan menghancurkan tujuan penulisan
karya ilmiah.
Selasa, 28 Februari 2012
fenomena "Deja Vu"
“Déjà
vu” adalah sebuah frasa perancis dan artinya secara harfiah adalah “pernah
lihat”. Fenomena ini juga disebut ‘paramnesia’ dari bahasa yunani. “Déjà vu”
adalah pengalaman tertentu akan sesuatu yang sedang berlangsung dimana anda
merasa sudah mengalaminya. Anda merasa seolah-olah peristiwa/kejadian tersebut
telah terjadi. Pengalaman itu biasanya disertai oleh perasaan yang kuat seperti
sudah mengenal atau suatu perasaan berupa kengerian, asing, atau aneh. Pengalaman
‘yang sebelumnya’ ini biasanya berhubungan dengan mimpi, tetapi kadang-kadang
ada suatu perasaan pasti bahwa itu sudah pernah terjadi di masa lalu.
Hampir
semua orang pernah mengalami “Déjà vu”. Lebih aneh lagi, kita sering tidak
mampu untuk dapat benar-benar mengingat kapan dan bagaimana pengalaman
sebelumnya secara rinci. Hal yang kita tahu hanyalah adanya sensasi misterius
yang membuat kita tidak merasa asing dengan peristiwa baru itu.
“Déjà
vu” terjadi karena adanya gelombang yang diantarkan ke dalam otak. Gelombang ini
ada yang berasal dari dalam maupun luar tubuh manusia. Gelombang dari dalam
manusia berasal dari setiap tindakan yang dilakukan. Sementara gelombang dari
luar tubuh bias berasal dari benda-benda yang menghasilkan gelombang, seperti
radio,televise,ponsel, dll. Namun, ada kalanya otak kita sedang dalam
sensitivitas tinggi sehingga gelombang yang terbaca berupa amplitude dan
frekuensi tertentu dari suatu benda diterima tanpa kita sadari. Contoh sederhananya,
suatu waktu kita mendendangkan sebuah lagu dalam hati. Lalu kita menyalakan
radio dan terdengar lagu yang sedang kita pikirkan tadi. Langsung kita berpikir
“Déjà vu”. Padahal ini menunjukkan bahwa gelombang radio yang dikirim oleh
stasiun pemancar, selain diterima oleh radio kita, juga dibaca oleh otak kita
karena sifat otak kita yang super sensitive dalam menerima gelombang listrik
tadi.
secara garis besar, “Déjà vu” terdiri dari 5 jenis yaitu:
secara garis besar, “Déjà vu” terdiri dari 5 jenis yaitu:
1.
“Déjà vu”
Déjà vu jenis ini paling banyak
terjadi, dimana kita merasakan suatu kondisi yang sama sebelumnya dan yakin
pernah terjadi di masa yang lampau dan berulang kali. Pada saat itu, kita
diikuti perasaan takut,rasa familiar yang kuat, dan merasa aneh.
2.
“Deja Vecu”
Perasaan
yang terjadi pada Deja Vecu lebih
kuat daripada Déjà vu. Seseorang akan
merasa pernah berada dalam suatu kondisi sebelumnya dengan ingatan yang lebih
detail seperti ingat akan suara ataupun bau.
3.
“Deja Senti”
Deja Senti adalah fenomena ‘pernah
merasakan’ sesuatu. Suatu ketika kamu pernah merasakan sesuatu dan berkata “Oh,iya
saya ingat!” atau “Oh,iya saya tahu!”. Namun, dua menit kemudian anda sadar
bahwa sebenarnya anda tidak pernah berbicara apapun.
4.
“Jamais Vu”
Jamais Vu (tidak pernah
melihat/mengalami) adalah kebalikan dari Déjà
vu. Tipe semacam ini justru tiba-tiba kehilangan memorinya dalam mengingat
sesuatu hal yang pernah terjadi dalam dirinya. Hal ini bias terjadi karena
kelelahan otak.
5.
“Deja Visite”
Déjà vu tipe ini lebih menitikberatkan
pada ingatan seseorang akan sebuah tempat yang belum pernah ia datangi
sebelumnya, tetapi merasa perna berada pada lokasi yang sama. Umumnya Deja Visite berkaitan dengan tempat atau
geografi.
Kekuatan Imajinasi
Percayakah anda bahwa otot tubuh kita
bereaksi saat kita memvisualisasikan sesuatu? Suatu penelitian tentang kekuatan
visualisasi melibatkan seorng atlet marathon. Sang atlet diminta duduk di
sebuah kursi dan ditangannya dipasang alat pendeteksi otot. Setelah itu, dia
disuruh untuk membayangkan saat dia sedang ada di lintasan dalam sebuah
pertandingan, bersiap untuk lari dan berlari.
Saat dia memvisualisasikan semua yang
diperintahkan tersebut, alat pendeteksi jaringan otot menunjukkan bahwa semua
otot ikut bergerak seolah-olah terjadi kejadian sesungguhnya dari yang
dibayangkan sang Atlet. Otot punggung sebagai pemberi kekuatan menegang saat
sang Atlet membayangkan posisi bersiap. Kemudian otot kaki menunjukkan reaksi
yang tidak kalah hebatnya saat sang pelari membayangkan dia dalam posisi
berlari untuk menjadi nomor satu.
Dari kejadian diatas, bias kita
simpulkan bahwa “Saat manusia memvisualisasikan sesuatu, pasti reflek otak akan
memerintahkan bagian tubuh yang berhubungan dengan aktivitas itu untuk
bereaksi.” Otak memberikan cara pada bagian tubuh kita untuk bereaksi.
Biarkan
impianmu hidup. Ketahuilah, untuk mencapai sesuatu dibutuhkan keyakinan dan
kepercayaan pada diri sendiri, visi, kerja keras, dan dedikasi. Ingat segalanya
mungkin bagi mereka yang percaya. (Gail Devers)
Senin, 27 Februari 2012
Phase Locked Loop (PLL)
Lingkar fase terkunci (Phase
locked loop, PLL) adalah suatu rangkaian yang memberi kemungkinan sinyal
acuan luar mengendalikan frekuensi dan fase suatu osilator dalam suatu lingkar.
Frekuensi osilator lingkar dapat sama besar, atau sebagai kelipatan dari
frekuensi acuan. Jika sinyal acuan datang dari osilaor kristal, frekuensi yang
lain dapat dijabarkan dan mempunyai stabilitas yang sama dengan frekuensi
kristal; ini merupakan dasar dari pensintesis (synthesizer) frekuensi. Jika
sinyal acuan mempunyai frekuensi yang berubah-ubah (seperti dalam gelombang
dimodulasi frekuensi), frekuensi osilator lingkar akan “mengikuti jejak”
frekuensi masukan; prinsip ini digunakan dalam demodulator FM dan FSK, filter
penjejak (tracking), dan istrumentasi RF.
Pada
dasarnya, PLL adalah sistem kontrol umpan balik loop tertutup yang mana frekuensi
dari tegangan sinyal umpan balik adalah parameter yang jadi perhatian. PLL dapat
memilih frekuensi penalaan dan penyaringan tanpa membutuhkan lilitan atau induktor. Rangkaian dasar PLL ditunjukkan
pada gambar 5.1 dan terdiri dari empat blok utama yaitu: phase comparator (mixer), low-pass
filter, low-gain amplifier
(op-amp), dan voltage-controlled
oscillator (VCO). Tanpa sinyal input eksternal, tegangan output, vout,
adala sama dengan nol. VCO beroperasi pada frekuensi yang disebut natural atau free-running frequency (fn), yang mana diatur oleh
resistor eksternal (Rt) dan kapasitor (Ct). Jika sinyal
input diberikan pada sistem, phase comparator membandingkan phase dan frekuensi
sinyal input dengan frekuensi natural VCO dan membangkitkan tegangan kesalahan,
Vd(t), dimana dihubungkan dengan perbedaan phase dan frekuensi
antara dua sinyal. Tegangan kesalahan ini kemudian difilter, dikuatkan, dan diberikan
ke terminal input VCO. Jika frekuensi input, fi, adalah menutup
untuk frekuensi natural VCO, fn, sifat umpanbalik PLL menyebabkan
VCO sinkronisasi, atau terkunci, untuk sinyal masuk. Sekali dalam keadaan
terkunci, frekuensi VCO indentik dengan sinyal input, kecuali untuk perbedaan
phase terbatas yang adalah sama untuk phase sinyal masuk dikurangi phase sinyal
output VCO.
Minggu, 26 Februari 2012
Sistem Informasi
A. KONSEP DASAR INFORMASI
B. KONSEP SISTEM INFORMASI
Menurut Jogiyanto (2008:6) untuk mencapai tujuan, suatu sistem harus memiliki sifat-sifat tertentu atau suatu karakteristik sebagai berikut :
1. Komponen Sistem
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi dan bekerjasama membentuk suatu komponen sistem atau bagian-bagian dari sistem.
2. Batasan Sistem
Merupakan daerah yang membatasi suatu sistem dengan sistem lainnya atau dengan lingkungan kerjanya.
3. Subsistem
Bagian dari sistem yang beraktifitas dan berinteraksi satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan dengan sasarannya masing-masing.
4. Lingkungan Luar Sistem
Suatu sistem yang ada di luar lingkungan dari batas sistem yang di pengaruhi oleh operasi sistem.
5. Penghubung Sistem
Media penghubung ini antara suatu subsistem dengan subsistem lainnya.
Adanya penghubung ini memungkinkan berbagai sumber daya mengalir dari suatu subsistem ke subsistem lainnya.
6. Masukan Sistem ( Input )
Energi yang masuk kedalam sistem, berupa perawatan dan sinyal. Masukan perawatan adalah energi yang dimasukan suatu sistem tersebut dapat berinteraksi.
7. Keluar Sistem ( Output )
Hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.
8. Pengolahan sistem ( Proses )
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolahan yang akan mengubah masukan menjadi keluaran.
9. Sasaran Sistem ( Object )
Tujuan yang ingin dicapai oleh sistem, akan dikatakan berhasil apabila mengenai sasaran dan tujuan.
B. KONSEP SISTEM INFORMASI
Sistem informasi didefenisikan oleh Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis (Jogiyanto H.M, 2006:11), sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan – laporan yang diperlukan.