This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Selasa, 28 Februari 2012

fenomena "Deja Vu"



“Déjà vu” adalah sebuah frasa perancis dan artinya secara harfiah adalah “pernah lihat”. Fenomena ini juga disebut ‘paramnesia’ dari bahasa yunani. “Déjà vu” adalah pengalaman tertentu akan sesuatu yang sedang berlangsung dimana anda merasa sudah mengalaminya. Anda merasa seolah-olah peristiwa/kejadian tersebut telah terjadi. Pengalaman itu biasanya disertai oleh perasaan yang kuat seperti sudah mengenal atau suatu perasaan berupa kengerian, asing, atau aneh. Pengalaman ‘yang sebelumnya’ ini biasanya berhubungan dengan mimpi, tetapi kadang-kadang ada suatu perasaan pasti bahwa itu sudah pernah terjadi di masa lalu.
Hampir semua orang pernah mengalami “Déjà vu”. Lebih aneh lagi, kita sering tidak mampu untuk dapat benar-benar mengingat kapan dan bagaimana pengalaman sebelumnya secara rinci. Hal yang kita tahu hanyalah adanya sensasi misterius yang membuat kita tidak merasa asing dengan peristiwa baru itu.
“Déjà vu” terjadi karena adanya gelombang yang diantarkan ke dalam otak. Gelombang ini ada yang berasal dari dalam maupun luar tubuh manusia. Gelombang dari dalam manusia berasal dari setiap tindakan yang dilakukan. Sementara gelombang dari luar tubuh bias berasal dari benda-benda yang menghasilkan gelombang, seperti radio,televise,ponsel, dll. Namun, ada kalanya otak kita sedang dalam sensitivitas tinggi sehingga gelombang yang terbaca berupa amplitude dan frekuensi tertentu dari suatu benda diterima tanpa kita sadari. Contoh sederhananya, suatu waktu kita mendendangkan sebuah lagu dalam hati. Lalu kita menyalakan radio dan terdengar lagu yang sedang kita pikirkan tadi. Langsung kita berpikir “Déjà vu”. Padahal ini menunjukkan bahwa gelombang radio yang dikirim oleh stasiun pemancar, selain diterima oleh radio kita, juga dibaca oleh otak kita karena sifat otak kita yang super sensitive dalam menerima gelombang listrik tadi.
secara garis besar, “Déjà vu” terdiri dari 5 jenis yaitu:
1.   “Déjà vu”
Déjà vu jenis ini paling banyak terjadi, dimana kita merasakan suatu kondisi yang sama sebelumnya dan yakin pernah terjadi di masa yang lampau dan berulang kali. Pada saat itu, kita diikuti perasaan takut,rasa familiar yang kuat, dan merasa aneh.
2.   “Deja Vecu”
Perasaan yang terjadi pada Deja Vecu lebih kuat daripada Déjà vu. Seseorang akan merasa pernah berada dalam suatu kondisi sebelumnya dengan ingatan yang lebih detail seperti ingat akan suara ataupun bau.
3.   “Deja Senti”
Deja Senti adalah fenomena ‘pernah merasakan’ sesuatu. Suatu ketika kamu pernah merasakan sesuatu dan berkata “Oh,iya saya ingat!” atau “Oh,iya saya tahu!”. Namun, dua menit kemudian anda sadar bahwa sebenarnya anda tidak pernah berbicara apapun.
4.   “Jamais Vu”
Jamais Vu (tidak pernah melihat/mengalami) adalah kebalikan dari Déjà vu. Tipe semacam ini justru tiba-tiba kehilangan memorinya dalam mengingat sesuatu hal yang pernah terjadi dalam dirinya. Hal ini bias terjadi karena kelelahan otak.
5.   “Deja Visite”
Déjà vu tipe ini lebih menitikberatkan pada ingatan seseorang akan sebuah tempat yang belum pernah ia datangi sebelumnya, tetapi merasa perna berada pada lokasi yang sama. Umumnya Deja Visite berkaitan dengan tempat atau geografi.

Kekuatan Imajinasi

Percayakah anda bahwa otot tubuh kita bereaksi saat kita memvisualisasikan sesuatu? Suatu penelitian tentang kekuatan visualisasi melibatkan seorng atlet marathon. Sang atlet diminta duduk di sebuah kursi dan ditangannya dipasang alat pendeteksi otot. Setelah itu, dia disuruh untuk membayangkan saat dia sedang ada di lintasan dalam sebuah pertandingan, bersiap untuk lari dan berlari.
Saat dia memvisualisasikan semua yang diperintahkan tersebut, alat pendeteksi jaringan otot menunjukkan bahwa semua otot ikut bergerak seolah-olah terjadi kejadian sesungguhnya dari yang dibayangkan sang Atlet. Otot punggung sebagai pemberi kekuatan menegang saat sang Atlet membayangkan posisi bersiap. Kemudian otot kaki menunjukkan reaksi yang tidak kalah hebatnya saat sang pelari membayangkan dia dalam posisi berlari untuk menjadi nomor satu.
Dari kejadian diatas, bias kita simpulkan bahwa “Saat manusia memvisualisasikan sesuatu, pasti reflek otak akan memerintahkan bagian tubuh yang berhubungan dengan aktivitas itu untuk bereaksi.” Otak memberikan cara pada bagian tubuh kita untuk bereaksi.
Biarkan impianmu hidup. Ketahuilah, untuk mencapai sesuatu dibutuhkan keyakinan dan kepercayaan pada diri sendiri, visi, kerja keras, dan dedikasi. Ingat segalanya mungkin bagi mereka yang percaya. (Gail Devers)

Senin, 27 Februari 2012

Phase Locked Loop (PLL)

Lingkar fase terkunci (Phase locked loop, PLL) adalah suatu rangkaian yang memberi kemungkinan sinyal acuan luar mengendalikan frekuensi dan fase suatu osilator dalam suatu lingkar. Frekuensi osilator lingkar dapat sama besar, atau sebagai kelipatan dari frekuensi acuan. Jika sinyal acuan datang dari osilaor kristal, frekuensi yang lain dapat dijabarkan dan mempunyai stabilitas yang sama dengan frekuensi kristal; ini merupakan dasar dari pensintesis (synthesizer) frekuensi. Jika sinyal acuan mempunyai frekuensi yang berubah-ubah (seperti dalam gelombang dimodulasi frekuensi), frekuensi osilator lingkar akan “mengikuti jejak” frekuensi masukan; prinsip ini digunakan dalam demodulator FM dan FSK, filter penjejak (tracking), dan istrumentasi RF.


            Pada dasarnya, PLL adalah sistem kontrol umpan balik loop tertutup yang mana frekuensi dari tegangan sinyal umpan balik adalah parameter yang jadi perhatian. PLL dapat memilih frekuensi penalaan dan penyaringan tanpa membutuhkan lilitan atau  induktor. Rangkaian dasar PLL ditunjukkan pada gambar 5.1 dan terdiri dari empat blok utama yaitu: phase comparator (mixer), low-pass filter, low-gain amplifier (op-amp), dan voltage-controlled oscillator (VCO).  Tanpa sinyal input eksternal, tegangan output, vout, adala sama dengan nol. VCO beroperasi pada frekuensi yang disebut natural atau free-running frequency (fn), yang mana diatur oleh resistor eksternal (Rt) dan kapasitor (Ct). Jika sinyal input diberikan pada sistem, phase comparator membandingkan phase dan frekuensi sinyal input dengan frekuensi natural VCO dan membangkitkan tegangan kesalahan, Vd(t), dimana dihubungkan dengan perbedaan phase dan frekuensi antara dua sinyal. Tegangan kesalahan ini kemudian difilter, dikuatkan, dan diberikan ke terminal input VCO. Jika frekuensi input, fi, adalah menutup untuk frekuensi natural VCO, fn, sifat umpanbalik PLL menyebabkan VCO sinkronisasi, atau terkunci, untuk sinyal masuk. Sekali dalam keadaan terkunci, frekuensi VCO indentik dengan sinyal input, kecuali untuk perbedaan phase terbatas yang adalah sama untuk phase sinyal masuk dikurangi phase sinyal output VCO.

Minggu, 26 Februari 2012

Sistem Informasi

A. KONSEP DASAR INFORMASI
Menurut  Jogiyanto  (2008:6) untuk mencapai tujuan, suatu sistem harus memiliki sifat-sifat tertentu atau suatu karakteristik sebagai berikut :
1.   Komponen Sistem
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi dan bekerjasama membentuk suatu komponen sistem atau bagian-bagian dari sistem.
2.   Batasan Sistem
Merupakan daerah yang membatasi suatu sistem dengan sistem lainnya atau dengan lingkungan kerjanya.
3.   Subsistem
Bagian dari sistem yang beraktifitas dan berinteraksi satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan dengan sasarannya masing-masing.
4.   Lingkungan Luar Sistem
Suatu sistem yang ada di luar lingkungan dari batas sistem yang di pengaruhi oleh operasi sistem.
5.   Penghubung Sistem
Media  penghubung  ini  antara suatu subsistem dengan subsistem lainnya.
Adanya penghubung ini memungkinkan berbagai sumber daya mengalir dari suatu subsistem ke subsistem lainnya.
6.   Masukan Sistem ( Input )
Energi yang masuk kedalam sistem, berupa perawatan dan sinyal. Masukan perawatan adalah energi yang dimasukan suatu sistem tersebut dapat berinteraksi.
7.   Keluar Sistem ( Output )
Hasil energi yang  diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.
8.   Pengolahan sistem ( Proses )
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolahan yang akan mengubah masukan menjadi keluaran.
9.   Sasaran Sistem ( Object )
Tujuan yang ingin dicapai oleh sistem, akan dikatakan berhasil apabila mengenai sasaran dan tujuan.

B. KONSEP SISTEM INFORMASI

Sistem informasi didefenisikan oleh Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis (Jogiyanto H.M, 2006:11), sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan – laporan yang diperlukan.